I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Produk jenis makanan merupakan
salah satu produk yang tak lekang oleh waktu, baik dulu sekarang, maupun esok
produk ini tetap dibutuhkan karena memamng sudah menjadi hasrat manusia untuk
membutuhkan asupan nutrisi, terutama dari makanan, Anonymus(2011).
Dalam bisnis produk makanan
yang paling berpeluang tinggi untuk dikembangkan dan di pasarkan pada area
lingkup yang luas adalah makan ringan. Produk ini memiliki kelebihan tersendiri
dibandingkan produk makanan lain. Makanan ringan atau lebih dikenal masyarakat
dengan sebutan snack / jajanan biasanya berbentuk barang kering yang
ringan dan dapat dikemas dengan berbagai bentuk wadah yang menarik, entah
plastik maupun kertas yang dapat dihias dengan berbagai desain produk yang
menarik. Plastik dan kertas juga bahan yang mudah didapat dan murah dipasaran,
sehingga dapat menekan pengeluaran dalam proses produksi, Anonymus (2011).
Makanan berbasis gandum atau
tepung terigu telah menjadi makanan pokok banyak negara. Ketersediaannya yang
melimpah di pasaran dunia, proteinnya yang tinggi, harganya yang relatif tidak
mahal dan pengolahannya yang praktis dan mudah telah menjadikan makanan
berbasis tepung terigu merambah cepat ke berbagai negara. Di dalam tepung
terigu terdapat Gluten , yang secara khas membedakan tepung terigu dengan
tepung tepung lainnya. Gluten adalah suatu senyawa pada tepung terigu yang
bersifat kenyal dan elastis, yang diperlukan dalam pembuatan roti agar dapat
mengembang dengan baik, yang dapat menentukan kekenyalan mie serta berperan
dalam pembuatan kulit pangsit supaya tidak mudah robek, Anonymus (2011).
Pangsit kering atau juga di
sebut pangsit goreng mrupakan salah satu makanan yang sudah dikenal oleh
masyarakat Indonesia terutama. Makanan ringan ini akrap dijadikan tambahan pada
bakso malang yang menambah kenikmatan saat memakannya. Selain sebagai tambahan
untuk bakso pangsit juga bisa dijadikan camilan nikmat yang dinikmati bersama
sama maupun dinikmati sendiri. ( Anonymus 2011 )
Salah satu kelebihan
pangsit goreng yaitu dapat dijadikan camilan ringan dapat bertahan lebih
lama sehingga dapat di pasarkan ke wilayah pada area yang luas. Sifat ringan
dan tidak terlalu mengenyangkan di perut membuat produk ini dapat di konsumsi
dalam jumlah yang banyak dan membuat seseorang ketagihan sehingga jika kita
dapat menjalankan bisnis ini dengan strategi bisness plan yang benar
dapat raup untung yang besar dalam jangka waktu yang lama,
Anonymus(2011).
1.2
Tujuan
Tujuan dari Kuliah Kerja
Profesi ini yaitu :
1.
Mengidentifikasi macam-macam
Fungsi Pemasaran
Produk
Makanan Ringan di UD. Uber Jaya Desa Batang – batang Kabupaten Sumenep.
2.
Mengidentifikasi Lembaga Pemasaran dan
Saluran Pemasaran yang ada di UD. Uber Jaya Desa Batang – batang Kabupaten Sumenep.
3.
Mengidentifikasi kendala yang dihadapi dan
cara mengatasi dalam pemasaran Produk Makanan Ringan di UD. Uber Jaya Desa Batang –
batang Kabupaten Sumenep.
1.3
Manfaat
Manfaat
yang diharapkan pada Kuliah Kerja Profesi ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagi
Penulis, sebagai media latihan untuk mengembangkan kemampuan/ wawasan dan
disiplin ilmu dalam bidang pemasaran dan memberikan kesempatan untuk
mengaktualisasikan diri dalam berprilaku profesional dalam lingkungan kerja.
2.
Bagi
Home
Industri,
Kegiatan Kuliah kerja Profesi ini diharapkan mampu memberikan kontribusi berupa
masukan pemikiran yang bergunabagi pihak perusahaan.
3.
Bagi
Perguruan Tinggi, Membina dan meningkatkan kerjasama antara Perguruan Tinggi
dengan dunia Home Industri dan Perusahaan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan
manusia yang diarahkan pada usaha memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui
proses pertukaran ( Radiosunu, 1986 ). Menurut Kotler ( 1997 ) Pemasaran adalah
suatu proses sosial dan manajerial dimana seseorang atau kelompok memperoleh
apa yang mereka butuhkan dan usahakan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan yang dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan permintaan
seseorang atau kelompok.
Menurut Stanton (1993) pemasaran
adalah suatu sistem keseluruhan yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan
harga, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan pada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Pengertian tersebut dapat
memberikan gambaran bahwa pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu
dan kelompok dimana masing – masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka
butuhkan melalui proses menciptakan, menawarkan, dan pertukaran. Selain itu
pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan yang saling berhubungan antara
yang satu dengan yanglainnya,
yang ditujukkan untuk merencanakan, menentukan harga,mempromosikan, dan
mendistribusikan barang atau jasakepada pembeli secara individu maupun kelompok
pembeli.Kegiatan tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang dibatasi
sumber dari perusahaan, peraturan – peraturan,
maupun konsekuensi sosial perusahaan.
Definisi pemasaran tersebut
bisa
dibagi menjadi
:
1.
Kebutuhan
( Needs )
2.
Keinginan
( Wants )
3.
Produk
( Product )
4.
Nilai
( Value )
5.
Kepuasan
( Satisfuction )
6.
Kualitas
( Quality )
7.
Pertukaran
( Exchange )
8.
Transaksi
( Transaction )
9.
Hubungan
( Relathionship )
10.
Pasar
( Market )
Dalam
menjalankan kegiatan pemasarannya suatu perusahaan melakukan pengkoordinasian
agar tujuan dan sasaran yang diharapkan dalam bidang pemasaran khususnya dan
perusahaan umumnya dapat tercapai secara efektif dan efisien.Pengkoordinasian
yang dapat menciptakan sinergi dilakukan dengan manajemen yang baik, yang
dikenal istilah manajemen pemasaran.
2.2 Fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran ditujukan
untuk memperlancar arus barang dari produsen ke konsumen dengan melakukan
tindakan atau perlakuan terhadap barang tersebut. Secara teoritis, fungsi –
fungsi pemasaran dapat digolongkan dalam tiga golongan antara lain ( Limbong,
1985 ) :
2.2.1
Fungsi
Pertukaran ( Exchange Function
)
Fungsi Pertukaran merupakan
kegiatan untuk memperlancar pemindahan hak milik atas barang dan jasa dari
produsen ke konsumen. Adapun fungsi pertukaran itu terdiri dari atas fungsi
penjualan dan pembelian.
a.
Penjualan
Sasaran penjualan adalah
mengalihkan barang – barang kepada pihak pembeli dengan harga yang memuaskan.
b.
Pembelian
Pembelian
terdiri dari sejumlah kegiatan, antara lain :
1.
Penentuan
macam, jumlah, dan kualitas
dari barang yang akan dibeli.
2.
Mencari
sumber penawaran dan pengumpulan barang.
3.
Penentuan
tempat dari sumber – sumber penawaran.
4.
Mengetahui
keadaan pasar baik mengenai persediaan barang, harga, macam barang serta barang
subtitusinya.
5.
Merundingkan syarat – syarat
pembelian mencakup keterangan mengenai macam, jumlah, dan kualitas barang yang
dikehendaki dan tanggal penyerahan.
6.
Pemindahan
hak milik, para pembeli menerima barang darinpihak penjual dan memilikinya.
2.2.2
Fungsi
Fisik( Physical
Function )
Fungsi Fisik adalah semua kegiatan yang langsung
berhubungan dengan barang dan jasa sehingga menimbulkan kegunaan tempat,
kegunaan bentuk, dan kegunaan waktu. Adapun fungsi fisik meliputi fungsi penyimpanan,
fungsi pengolahan, fungsi pengangkutan.
a.
Fungsi
Pengangkutan
Pengangkutan berarti
bergeraknya atau perpindahan barang – barang dari tempat produksi atau tempat penjualan
ke tempat – tempat dimana barang – barang tersebut akan dipakai. Dengan
demikian fungsi pengangkutan menciptakan kegunaan tempat. Apabila pengangkutan
ini dilakukan tepat waktunya maka fungsi ini akan menciptakan kegunaan waktu
atas barang dagangan.
b.
Fungsi
Pengolahan
Fungsi
pengolahan merupakan kegiatan
strategis yang menambah nilai dalam mata rantai produksi dan menciptakan
keunggulan kompetitif. Sasaran-sasaran ini dicapai dengan merancang dan
mengoperasikan kegiatan pengolahan yang hemat biaya atau dengan meragamkan
produk. Fungsi teknis pengolahan seharusnya dipandang dari perspektif
strategis tersebut. Dengan demikian manfaat agroindustri adalah merubah bentuk
dari satu jenis produk menjadi bentuk yang lain sesuai dengan keinginan konsumen,
terjadinya perubahan fungsi waktu, yang tadinya komoditas pertanian yang
perishable menjadi tahan disimpan lebih lama, dan meningkatkan kualitas
dari produk itu sendiri, sehingga meningkatkan harga dan nilai tambah.
c.
Fungsi
Penyimpanan
Penyimpanan berarti menahan
barang – barang selama jangka waktu antara yang dihasilkan atau diterima sampai
dengan jual.Dengan demikian penyimpanan menciptakan kegunaan waktu, disamping
bertedensi meratakan harga.
2.2.3
Fungsi
Fasilitas ( Facillitating Function )
Fungsi
Fasilitas merupakan semua tindakan yang memperlancar kegiatan pertukaran yang
terjadi antara produsen dan konsumen.Fungsi Fasilitas terdiri atas empat fungsi
yaitu Fungsi Pembiayaan, Fungsi Menanggung Resiko, Fungsi Informasi Pasar,
Fungsi Standarisasi.
a.
Pembiayaan
Pembiayaan berarti mencari
dan mengurus modal uang yang berkaitan
dengan transaksi – transaksi dalam barang dari sektor produksi sampai sektor
konsumsi. Pembiayaan dan menanggung resiko merupakan fungsi umum dan penyerta
dari semua kegiatan pemasaran bahkan mempunyai aplikasi penting dalam pemasaran.
b.
Menanggung
Resiko
Resiko dapat diartikan
sebagai ketidak pastian dalam hubungannya dengan ongkos, kerugian, atau
kerusakan. Dalam hasil pertanian dijumpai resiko –resiko yang berdasarkan
penyebabnya dapat dikelompokkan kedalam :
1.
Resiko
yang timbul karena sifat produk.
2.
Resiko
karena perubahan kondisi pasar.
3.
Resiko
karen kausa alamiah, manusia dan pemerintah.
c.
Informasi
Pasar
Fungsi informasi Pasar
mencakup tindakan – tindakan seperti berikut :
1. Pengumpulan Informasi (
fakta – fakta dan gejala – gejala yang timbul sekitar arus barang di masyarakat
).
2. Komunikasi ( Penyampaian
dan Penyebaran ) informasi kepada pihak yang membutuhkan.
3. Penafsiran secara hati –
hati atas informasi sehubungan dengan problema – problema yang dipecahkan oleh
pihak yang bersangkutan.
4. Pengambilan Keputusan
sesuai dengan rencana dan kebijakan usahatani, badan atau orang yang
bersangkutan.
d.
Standarisasi
dan Grading
Standarisasi dan Grading
berarti penentuan atau penetapan Standard
golongan ( kelas atau derajat ) untuk barang – barang. Standard adalah suatu
ukuran atau ketentuan mutu yang diterima oleh umum sebagai suatu yang mempunyai
nilai tetap.Suatu standard ditentukan atas dasar ciri – ciri produk yang dapat
berpengaruh pada nilai komersil daripada barang.Ciri – ciri yang dimaksud dapat
berupa ukuran, bentuk, warna, rasa, kandungan air, kandungan unsur – unsur
kimia dan lain – lain.Grading berarti memilih barang untuk dimasukkan kedalam
kelas atau derajat yang telah ditetapkan dengan jalan standarisasi.Standarisasi
dan Grading mendatangkan penghematan dalam penyaluran fisik karena dapat
melindungi barang dagangan yang berada dalam perpindahan terhadap kerusakan,
disamping mengurangi ongkos dengan adanya penghematan biaya pengangkutan dan
penyimpanan.
2.3 Lembaga Pemasaran
Lembaga
pemasaran adalah pihak yang menjalankan fungsi-fungsi pemasaran.Lembaga ini
dapat terdiri dari perorangan atau pun kelompok.Di mana masing-masing lembaga
pemasaran tersebut dapat menjalanjan salah satu atau pun beberapa tugas
sekaligus. Hadisaputra
(1997), membedakan lembaga pemsaran berdasarkan tugas dan jasa yang
dilakukannya, yaitu:
1. Pedagang pengumpul, yaitu
orang atau kelompok yang mengumpulkan hasil pertanian langsung dari desa.
2. Pedagang distribusi yaitu
orang yang menjual barang-barang hasil pertanian yang telah dikumpulkan dari
pengecer ke konsumen. Pedangantersebut juga melaksanakan pengangkutan,
penyimpanan, penglahan, persiapan, dan juga sering dianggap sebagai spekulator
atau stabilisator.
3. Pembungkus dan pengolahan,
yaitu orang yang mengubah bentuk dari hasil pertanian agar mudah dijual dan
memenuhi keinginan pembeli.
4. Komisioner, yaitu orang
yang tugasnya menadakan pembelian atau pun penjualan atas nama pihak lain.
5. Perantara, yaitu orang yang
menghubungkan antara penjual dengan pembeli namun tidak melakukan transaksi
jual beli.
6. Pelelang, yaitu orang yang
bertugas untuk memepertemukan antara penjual dengan pembeli pada tempat dan
waktu tertentu serta menjadi penghubung dalam transsaksi beli.
7. Pengecer, yaitu orang yang
menyediakan barang dalam bentuk, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan
keinginan konsumen.
Swasata (2002)
menggolongkan lembaga pemasaran, sebagai berikut:
a. Pedagang
perantara,meliputi:
1.
Produsen,
sebagai pembuat dan penyalur
2.
Pedangan
besar, sebagai penjual barang dalam partai besar
3.
Pengecer,
sebagai penjual barang kepada konsumen
b.
Perantara
agen, yaitu lembaga pemasaran yang melaksanakan perdagangan dengan menyediakan
jasa/fungsi khusus yang berhubungan dengan penjualan dan distribusi barang
tetapi tidak berhak memiliki barang tersebut.
2.4 Saluran Pemasaran
Menurut Basu Swastha (1999) saluran pemasaran adalah
saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari
produsen sampai kekonsumen atau pemakai industry.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa saluran pemasaran adalah
serangkaian organisasi yang saling tergantung dalam rangka proses penyaluran
barang dari produsen kepada konsumen.
Suatu barang
dapat berpindah melalui beberapa tangan sejak dari produsen sampai kepada
konsumen. Ada beberapa saluran distribusi yang dapat digunakan untuk
menyalurkan barang-barang yang ada.
Jenis saluran distribusi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Saluran distribusi langsung, Saluran
ini merupakan saluran distribusi yang paling sederhana dan paling rendah yakni
saluran distribusi dari produsen ke konsumen tanpa menggunakan perantara. Disini produsen dapat menjual barangnya melalui pos atau
mendangi langsung rumah konsumen, saluran ini bisa juga diberi istilah saluran
nol tingkat (zero stage chanel).
b. Saluran disrtibusi yang menggunakan
satu perantara yakni melibatkan produsen dan pengecer. Disini pengecer besar
langsung membeli barang kepada produsen, kemudian menjualnya langsung kepada
konsumen. Saluran ini biasa disebut dengan saluran satu tingkat (one stage chanel).
c. Saluran distribusi yang menggunakan
dua kelompok pedagang besar dan pengecer, saluran distrinusi ini merupakan
saluran yang banyak dipakai oleh produsen. Disini produsen hanya melayani
penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada
pengecer pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar dan pembelian
oleh konsumen hanya dilayani oleh pengecer saja. Saluran distribusi semacam ini
disebut juga saluran distribusi dua tingkat (two stage chanel).
d. Saluran distribusi yang menggunakan
tiga pedagang perantara. Dalam hal ini produsen memilih agen sebagai perantara
untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya
kepada took-toko kecil. Saluran distribusi seperti ini dikenal juga dengan
istilah saluran distribusi tiga tingkat (three
stage chanel), Philip Kotler (1996).











![]() |
|||
![]() |
|||




![]() |
|||||||
![]() |
![]() |
![]() |
|||||
Gambar
2.1 Saluran Distribusi Dari Produsen Sampai ke Konsumen Akhir
2.5 Pengertian Kompetitor
Pesaing
adalah perusahaan yang menghasilkan atau menjual barang atau jasa yang sama
atau mirip dengan produk yang kita tawarkan. Pesaing suatu perusahaan dapat
dikategorikan pesaing yang kuat dan pesaing yang lemah atau ada pesaing yang
dekat yang memiliki produk yang sama atau memiliki produk yang mirip, Kasmir (2006).
Hal-hal yang perlu diketahui
dari pesaing dan terus-menerus kita pantau adalah produk pesaing, baik mutu
kemasan, label, atau lainnya.Kita bandingkan kelebihan produk yang dimiliki
pesaing berikut kelemahan yang dimilikinya dengan produk kita. Di samping itu, pengusaha juga harus mampu menangkap peluang
yang ada di pasar sebelum ditangkap pesaing. Seorang pengusaha diharapkan mampu menciptakan peluang-peluang baru.
Namun, pengusaha juga harus waspada terhadap setiap ancaman yang ada sekarang
dan di masa yang akan datang. Ancaman yang dilakukan pesaing dapat
secara langsung menyerang kita atau secara pelan-pelan, Kasmir dan Jafar (2004).
III.
METODE DAN PELAKSANAAN KULIAH KERJA PROFESI
3.1 Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi di UD
Uber Jaya Desa Batang – batang Daya Kabupaten Sumenep dilakukan dengan cara
mengikuti kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam Pemasarannya, manghimpun
Informasi, dan mencatat hasil yang berkaitan dengan pemasaran Makanan Ringan.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Produksi UD. Uber Jaya
Kecamatan Batang-Batang
Sumenep
3.2 Waktu
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi di
UD Uber Jaya Desa Batang – batang
Daya Kabupaten Sumenep, penulis melakukan Kuliah Kerja Profesi 20 Januari sampai 2 Februari 2014.
3.3 Metode
Pelaksanaan
Dalam
pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi ( KKP ) Mahasiswa mengikuti kegiatan kerja di
UD Uber Jaya Desa Batang – batang Daya Kabupaten Sumenep agar mahasiswa mampu
memahami dan mampu menerapkan semua kegiatan yang dilakukan Home Industri
tersebut di dunia kerja. Metode ini dilaksanakan dengan langkah – langkah
berikut:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan secara langsung
dilapangan pada saat kegiatan pemasaran dilakukan
langsung dilapangan.
2. Wawancara / Interview
Wawancara langsung dengan pihak – pihak yang berkaitan pemasaran, dan hal – hal yang belum
dimengerti untuk menggali informasi lebih banyak.
3. Praktek Kerja
Terlibat langsung dalam proses dan kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran yang
dilakukan UD. Uber Jaya.
3.4 Metode
Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam Kegiatan Kuliah Kerja
Profesi ( KKP ) ini meliputi dua jenis data primer dan data skunder.
1. Data Primer adalah data yang
diperoleh langsung dari obyek yang bersangkutan yaitu pengelola UD Uber Jaya
melalui wawancara langsung dan praktek kerja yang dilakukan di UD. Uber Jaya.
2. Data Skunder adalah data yang
diperoleh melalui studi
pustaka yang berasal dari dokumen pribadi, arsip, ataupun data resmi dari
perusahaan yang terkait.
3.5
Metode Penyajian Data
Metode penyajian data yang akan disajikan dalam
pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi ini yaitu dengan metode deskriptif.
IV.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah UD. Uber Jaya
UD. Uber Jaya merupakan usaha produksi
makanan ringan yang berbasis tepung terigu. Pada tahun 1983, Bapak Nawawi dan
Ibu Murayap memulai usahanya dengan membuat Keripik Pangsit dengan modal yang
tergolong kecil dan peralatan produksi yang sederhana. Proses pemasaranpun dilakukan dengan
menggunakan sepeda ontel yang merupakan hadiah perkawinan Bapak Nawawi dan Ibu
Murayap yang diberikan oleh keluarga besar bapak Nawawi. Setiap hari bapak
Nawawi menjajalkan Keripik pangsitnya di desa – desa sekitar kecamatan batang –
batang. Tapi dengan berjalannya waktu ternyata masyarakat sekitar lingkungannya
makanan ringan Keripik pangsit tersebut, sehingga bapak Nawawi mengembangkan
usahanya dengan meminjam modal kepada keluarga besarnya.
Usaha Keripik pangsit terus semakin
meningkat yang akhirnya Bapak Nawawi menambah produknya dengan membuat 2 produk
baru yaitu Keripik stik manis dan pilus khas daerah batang – batang yang
dikenal dengan sebutan “Ladrang”.
Pada tahun 2007, usaha Bapak Nawawi mulai
berkembang pesat karena produknya sudah mampu menembus pasaran ke berbagai desa
dan kecamatan lain yng ada di Sumenep. Pada saat itu UD. Uber Jaya sudah mampu
menyerap 21 tenaga kerja.
Selain itu, pada tahun 2008, Usaha
tersebut sudah memiliki surat perijinan yang resmi dari Departemen Kesehatan
dan Dinas Perdagangan Sumenep. Pada tahun inilah usaha bapak Nawawi semakin
meningkat karena proses pemasarannya sudah dilakukan dengan menggunakan 2
sepeda motor dan 1 buah pick up dan produknya juga diberbagai kota yang ada di
Madura bahkan sudah mampu menembus pasar Surabaya dan Pasuruan.
4.2 Lokasi UD. Uber Jaya
UD. Uber Jaya merupakan salah satu usaha
makanan ringan yang ada di desa Batang – Batang Daya yang berlokasi di Dusun
Taroman.
Lokasinya sangat strategis
karena tepat di pinggir jalan raya dan
UD. Uber jaya ini bersebalahan dengan rumah pemiliknya. Dengan lokasi seperti
ini dalam beberapa hal terutama tenaga kerja yang diambil dari lingkungan
sekitar daerah tersebut.
4.3 Bidang Usaha
UD.
Uber Jaya ini bergerak dibidang industri rumah tangga Keripik pangsit dan
produk lainnya yaitu Keripik stik manis dan pilus asin.
Akivitas UD. Uber Jaya ini dilakukan
setiap hari untuk memproduksi makanan ringan, yang meliputi :
1. Keripik
Pangsit
2. Keripik
Stik Manis
3. Pilus
asin

Gambar 4.1 Produk – produk UD. Uber jaya
Secara keseluruhan daerah Batang – batang sudah mengenal produk – produk
UD. Uber Jaya tersebut dan daerah di luar Batang – batang pun juga sudah
mengenal, apalagi pendistribusiannya sudah sampai keluar kota.
4.4
Ketenagakerjaan UD. Uber Jaya
Ketenagakerjaan merupakan salah satu
komponen yang apling penting dalam keberhasilan suatu perusahaan atau Home
Industri. Untuk ketenagakerjaan di UD. Uber Jaya diambil dari lingkungan
sekitar daerah tersebut yang kebanyakan adalah kerabat dekat dari keluarga besar
Pak Nawawi dan Bu Murayap karena bisa dipercaya dan memberikan pendapatan bagi
ibu-ibu yang tidak mempunayi pekerjaan atau menganggur.
Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja
Makanan Ringan di UD. Uber Jaya di Desa Batang-Batang
Daya, Kabupaten Sumenep
Bagian
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah ( Orang )
|
Penggoreng
|
Perempuan
|
2
|
Pembuat Adonan
|
Perempuan
|
7
|
Pengemas
|
Perempuan
|
6
|
Penyablon
|
Laki-laki
|
2
|
Sales
|
Laki-laki
|
4
|
Total
|
21
|
Sumber
: UD. Uber Jaya
Keseluruhan tenaga kerja berjumlah 21 orang yang rata-rata merupakan
kerabat dekat pemilik usaha. Rata-rata tenaga kerja disini tingkat tingkat
pendidikannya lulusan dari SD tapi yang paling penting dan utama adalah
keterampilan. UD. Uber Jaya hanya memiliki seorang tenaga kerja laki-laki
lulusan SMA yang bertugas memasarkan dan mencatat semua transaksi yang
dilakukan setiap harinya.
Tenaga
perempuan ditugaskan bagian produksi karena tenaga kerja perempuan lebih
terampil dan telaten dalam proses pengolahan bahan baku menjadi produk siap
jual. Untuk dibidang penyablonan UD. Uber Jaya menggunakan tenaga kerja
laki-laki karena lebih kreatif dalam membuat desain-desain produk. Sedangkan
untuk sales UD. Uber Jaya menggunakan tenaga kerja laki-laki yang mampu bekerja
keras karena tugas pokok dari sales ini adalah melakukan pengiriman produk ke
toko grosir, pengecer maupun konsumen akhir, selain itu juga harus mencari
informasi-informasi tentang peluang pasar.
V.HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Pemasaran Produk Makanan Ringan UD. Uber Jaya
Semua perusahaan atau Home Industri pasti
akan memasarkan produknya untuk memenuhi permintaan konsumen. Pemasaran
mempunyai peranan penting dalam usaha apapun, sehingga dengan pemasaran yang
tepat maka produk yang akan ditawarkan akan tepat sasaran seperti yang
diinginkan dari pihak perusahaan atau Home Industri sehingga akan memberikan
manfaat bagi pemilik, pekerja dan konsumen.
Pemasaran yang dilakukan UD. Uber Jaya yaitu dengan menitipkan produknya
di toko-toko / warung-warung kecil dan toko grosir dan disalurkan ke luar kota
dan menunggu konsumen membeli langsung ke lokasi produksi.
5.2 Macam-macam Fungsi Pemasaran Yang
Dilakukan UD. Uber Jaya
Fungsi-fungsi pemasaran merupakan suatu
kegiatan yang harus dijalankan oleh setiap perusahaan atau Home Industri.
Setiap perusahaan pasti menjalankan fungsi-fungsi pemasaran yang berbeda antara
yang satu dengan yang lain. Hal ini juga terjadi pada UD. Uber Jaya. Fungsi –
fungsi pemasaran yang dijalankan UD. UberJaya antara lain :
Tabel 5.1 Macam-macam Fungsi Pemasaran Yang Dilakukan UD. Uber JayaDesa
Batang-batang Daya, Kabupaten Sumenep
NO.
|
Fungsi
Pemasaran
|
Pelaksanaan
|
1
|
Fungsi
Pertukaran
|
|
a.
Fungsi Pembelian
|
ü
|
|
b.
Fungsi Penjualan
|
ü
|
|
2
|
Fungsi
Fisik
|
|
a. Fungsi
pengangkutan
|
ü
|
|
b.
Fungsi Penyimpanan
|
ü
|
|
c.
Fungsi Pengolahan
|
ü
|
|
3
|
Fungsi
Fasilitas
|
|
a.
Fungsi Standarisasi/ Grading
|
ü
|
|
b. Fungsi Pembiayaan
|
ü
|
|
c. Fungsi Penanggungan Resiko
|
ü
|
|
d. Fungsi Informasi Pasar
|
ü
|
|
e. Fungsi Pengemasan
|
ü
|
Sumber
: UD. Uber Jaya
5.2.1
Fungsi Pembelian
Pembelian (buying), merupakan salah satu
fungsi yang dianggap paling penting dan berpengaruh pada unit-unit operasi yang
ada pada setiap perusahaan atau Home Industri. Pada banyak perusahaan, fungsi
pembelian merupakan awal dari sebuah proses Bisnis. Dengan tujuan memenuhi
permintaan konsumen, perusahaan harus melakukan pembelian sesuai dengan pesanan
konsumen, untuk mengumpulkan atau memproduksi produk-produk perusahaan.
Pembelian merupakan proses untuk mendapatkan bahan baku, komponen dan layanan.
Aspek-aspek utama yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelian adalah
macam, jumlah, waktu, tempat dan sifat pembelian. Semua aspek-aspek tersebut
harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan penawaran.
Pembelian yang dilakukan oleh UD. Uber Jaya
merupakan Aktivitas rutin setiap 2 minggu sekali untuk mendapatkan stok bahan
baku tepung sebagai persediaan habis untuk memproduksi. Bahan Baku tersebut
diperoleh dari Bumi Sumekar-Sumenep ± 45 km dari Desa Batang-batang Daya.
Jumlah pembelian bahan baku tiap 2 minggunya sebanyak 2.450 kg tepung terigu
dengan harga Rp. 160.000,- per 25 kg, jadi biaya total pembelian bahan baku
tepung 2.450 kg sebesar Rp. 15.190.000,-. Untuk menciptakan produk yang
memiliki cita rasa yang khas dan gurih, UD. Uber Jaya harus memilih tepung yang
berkualitas tinggi.

Gambar
5.1 Bahan Baku Utama Tepung Terigu Yang
Digunakan UD. Uber jaya
Pada proses pembelian bahan baku
pengusaha cukup menghubungi produsen tepung terigu yang menjadi langganannya.
Tepung terigu yang dipesan akan langsung dikirim alamat pengusaha dengan
tambahan Rp. 50.000 tiap kali pengiriman. Total biaya yang dikeluarkan dalam
pembelkian bahan baku sebesar Rp. 15.240.000,-.
5.2.2
Fungsi Pengolahan
Fungsi Pengolahan adalah suatu kegitan
strategis yang dilakukan untuk menambah nilai dalam mata rantai produksi dan
menciptakan keunggulan kompetitif. Proses Pengolahan dilakukan dengan cara
merubah bentuk dari satu jenis produk menjadi bentuk yang lain sesuai dengan
keinginan konsumen, sehingga akan meningkatkan Harga dan nilai tambah.
Tabel. 5.2 Biaya Pengolahan Makanan Ringan
di UD. Uber Jaya Desa
Batang-batang Daya, Sumenep
Selama 2 Minggu
No
|
Jenis Biaya
|
Jumlah Barang
|
Harga Satuan (Rp)
|
Total Biaya (Rp)
|
1
|
Bawang Putih ( Kg )
|
140
|
24.000
|
3.360.000
|
2
|
Bawang Merah ( kg )
|
42
|
28.500
|
1.197.000
|
3
|
Bawang Daun ( Kg )
|
14
|
7.500
|
105.000
|
4
|
Garam ( Kg )
|
20
|
4.500
|
90.000
|
5
|
Minyak Goreng (Liter)
|
70
|
13.500
|
945.000
|
6
|
Kayu Bakar ( Pick up)
|
2
|
450.000
|
900.000
|
7
|
Plastik ( Bungkus )
|
84
|
15.000
|
1.260.000
|
8
|
Tenaga Kerja ( orang)
|
17 orang x 14 Hari
|
30.000
|
7.140.000
|
Jumlah
|
14.997.000
|
Sumber
: UD. Uber Jaya
Dari tabel 5.2 biaya pengeluaran
operasional pengolahan Makanan Ringan sebanyak Rp 14.997.000,-. Biaya paling
banyak dikeluarkan yaitu pada biaya tenaga kerja karena semua yang dikerjakan
dalam produksi keripik pangsit adalah tenaga manusia. Dalam pengerjaannya
pengusaha mempekerjakan 17 tenaga kerja yang dibayar harian yakni 7 orang yang
bertugas membuat adonan, 2 orang yang bertugas menggoreng, 6 orang yang
bertugas meng-Grading dan pengemasan dan 2 orang yang bertugas menyablon
kemasan.

Gambar 5.2 Bahan Baku
Tambahan untuk Pengolahan Makanan Ringan
Dalam
proses pengolahan bahan baku utama menjadi produk siap jual dibutuhkan bernagai
bahan baku tambahan untuk menciptakan cita rasa yang khas dan guruh. Salah
satunya adalah bumbu-bumbu untuk menyedapkan rasa makanan ringan yang akan
diproduksi. Contohnya bawang putih, bawang merah, bawang daun dan garam. Dengan
kombinasi yang baik bermacam-macam bahan baku tambahan tersebut akan mampu
menciptakan cita rasa yang khas terhadap produk olahan makanan ringan.
Tabel 5.3 Biaya Penyusutan Alat -
alat Pengolahan Makanan Ringan di UD. Uber Jaya Desa Batang-batang Daya,
Sumenep Selama 2 Minggu
No
|
Nama Alat
|
Jumlah alat
|
Harga Satuan (Rp)
|
Umur Teknis (Tahun)
|
Nilai Sisa
|
Harga Total / 2 minggu
|
1
|
Wajan Besar
|
5
|
400.000
|
5
|
20.000
|
17.150
|
2
|
Serok
|
4
|
17.000
|
3
|
2.000
|
896
|
3
|
Tungku
|
2
|
200.000
|
2
|
0
|
9.030
|
4
|
Bak
|
10
|
25.000
|
5
|
2.000
|
2.072
|
5
|
Alat Ulekan
|
2
|
200.000
|
15
|
0
|
1.204
|
6
|
Tampah
|
14
|
7.000
|
2
|
0
|
2.212
|
7
|
1 Set Rol Kayu + Pisau
|
8
|
25.000
|
4
|
0
|
2.254
|
8
|
Meja
|
6
|
50.000
|
4
|
0
|
2.702
|
9
|
Alat Pengemas / Packaging
|
5
|
300.000
|
5
|
50.000
|
11.284
|
10
|
Mesin Sablon Manual
|
2
|
400.000
|
5
|
50.000
|
6.314
|
Jumlah
|
55.118
|
Sumber
: UD. Uber Jaya
Dari tabel 5.3 biaya penyusutan alat –
alat yang digunakan sebagai alat bantu pengolahan Makanan Ringan sebesar Rp.
55.118,-. Dengan adanya bantuan alat – alat tersebut akan mempermudah dan
mempercepat dalam proses pembuatan makanan ringan.
5.2.3 Fungsi Standarisasi
Pemilihan (grading), adalah penetapan suatu produk kedalam kelompok yang
memenuhi ciri-ciri yang dianggap sama. Fungsi pemasaran ini berperan dalam
penetapan harga suatu produk. Dengan adanya pemilihan kita akan dapat
mengkategorikan produk kedalam kualitas rendah, sedang dan tinggi.
Pemilihan (grading) yang dilakukan oleh UD. Uber Jaya adalah melakukan
pemilihan bahan baku tepung yang menjadi bahan utama pembuatan
produk-produknya, tepung yang dipilih adalah tepung tepung yang berkualitas
tinggi supaya mampu menciptakan produk yang memiliki cita rasa yang khas dan
gurih dibandingkan dengan produk makanan ringan perusahaan pesaing. Selain itu,
juga melakukan pemisahan produk yang gosong dengan yang baik. Dalam satu kali
proses produksi UD. Uber Jaya berhasil memisahkan keripik pangsit yang gosong ±
400 gram. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat ketilitian pengolahan keripik
pangsit yang dilakukan cukup baik sehingga dapat meminimalkan kesalahan dalam
proses produksi.
5.2.4 Fungsi Pengemasan
Pengemasan
(packing), fungsi pemasaran ini mempunyai pengaruh penting terhadap kelancaran
mengalirnya suatu barang pada saluran distribusi, terlebih bila pengemasan itu
memenuhi syarat, seperti : menarik, dapat melindungi barang yang dikemas, praktis
untuk berbagai kebutuhan, serta tidak begitu besar pengaruhnya terhadap harga
pokok penjualan produk tersebut.

Gambar 5.3 Proses Pengemasan Produk Keripik Pangsit
Proses
pengemasan yang dilakukan cukup baik karena proses desain dan pengerjaan kemasannya
dilakukan sendiri dengan alat-alat modern seperti mesin sablon dan mesin
packaging. Desain produknya masih sederhana dan hanya menggunakan 1 warna untuk
meminimalkan biaya pengemasannya. Pada depan kemasan terdapat gambar kapar
klasik dan tulisan Camilan Renyah dengan harapan produknya mampu menjadi
makanan ringan yang disukai oleh masyarakat indonesia bahkan ke luar negeri
seperti kapal klasik yang mampu berlayar keliling dunia.
5.2.5
Fungsi Pengangkutan
Pengangkutan (tansport)
berarti bergeraknya atau perpindahan barang-barang
dari tempat produksi atau tempat penjualan ke tempat-tempat dimana barang-barang tersebut akan
dipakai. Dengan demikian fungsi pengangkutan menciptakan kegunaan tempat.
Apabila pengangkutan ini dilakukan tepat waktunya maka fungsi ini akan
menciptakan kegunaan waktu atas barang dagangan.

Gambar 5.4 Pick Up Yang Digunakan Dalam
Pengiriman Produk
Pengangkutan ini sangat penting dalam pemasaran Keripik pangsit dan
porduk lainnya di UD. Uber Jaya. Pengangkutan yang dilakukan oleh UD. Uber Jaya
adalah apabila barang-barang disalurkan keluar desa ataupun keluar kota,
seperti produk yang disalurkan ke toko-toko yang ada di Sumenep tiap harinya
UD. Uber Jaya mampu mengirim 20 pcs yang tiap-tiap pcs nya berisi 20 bungkus.
Sedangkan pengangkutan keluar kota dilakukan 15 hari sekali, tiap kali
pengangkutan UD. Uber Jaya mampu mengirim lebih dari 150 pcs. Untuk daerah di
luar kota Sumenep pengusaha menetapkan harga yang lebih mahal, jika di kota
Sumenep harga perbungkusnya Rp.4.000,- maka di luar kota dipatok seharga Rp.
5.000,-. Biaya pengangkutan tiap kali pengiriman untuk diluar daerah ± Rp.
325.000,-.

Gamabar 5.5 Peta Distribusi Produk
UD. Uber Jaya di Kabupaten Sumenep
Dari gambar
5.5 Pendistribusian produk UD. Uber Jaya di Kabupaten Sumenep sebanyak 61.62 %
yang terbagi dari 7 kecamatan yaitu Kecamatan Kota Sumenep sebanyak 13.48 %,
Kecamatan Batang-Batang sebanyak 9.53 %, Kecamatan Dungkek sebanyak 9.53 %,
Kecamatan Gapura 9.07 %, Kecamatan Batu Putih sebanyak 8.13 %, Kecamatan Batuan
( Wisata Asta Tinggi ) sebanyak 8.13 % dan Kecamatan Kalianget sebanyak 7.21 %.
Proses pendistribusian di Kabupaten Sumenep dilakukan setiap hari oleh para
sales UD. Uber Jaya dengan menggunakan Sepeda motor.

Gambar 5.6 Peta
Distribusi Produk UD. Uber Jaya di kabupaten Pamekasan
Dari gambar 5.6 Pendistribusian produk UD. Uber Jaya di Kabupaten
Pamekasan sebanyak 18.60 % yang terbagi dari 4 kecamatan yaitu Kecamatan Kota
Pamekasan sebanyak 6.98%, Kecamatan Larangan sebanyak 2.32 %, Kecamatan
Tlanakan sebanyak 2.32 %, dan Perbatasan Kecamatan Camplong 6.98 %. Proses
pendistribusian di Kabupaten Pamekasan dilakukan setiap dua minggu sekali oleh
para sales UD. Uber Jaya dengan menggunakan mobil Pick Up.

Gambar 5.7 Peta
Distribusi Produk UD. Uber Jaya di Kabupaten Sampang
Dari gambar 5.7 Pendistribusian produk UD. Uber Jaya di Kabupaten
Sampang sebanyak 16.28 % yang terbagi dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan Kota Sampang
sebanyak 5.82 %, Kecamatan Darmatanjung sebanyak 2.32 %, Kecamatan Torjun
sebanyak 2.32 %, Kecamatan Jrengik 3.50 %, dan Kecamatan Lumair sebanyak 2.32
%. Proses pendistribusian di Kabupaten Sampang dilakukan setiap dua minggu
sekali oleh para sales UD. Uber Jaya dengan menggunakan mobil Pick Up.
Tabel 5.4
Biaya Transportasi Pengiriman Produk
UD. Uber Jaya Desa Batang-batang Daya Kabupaten Sumenep per 2 minggu
No
|
Jenis Biaya
|
Jumlah Barang
|
Harga Satuan
(Rp)
|
Total Biaya
(Rp)
|
1
|
Penyusutan Mobil Pick up
|
1
|
130.410
|
210.742
|
2
|
Penyusutan Sepeda Motor
|
2
|
15.337
|
108.374
|
3
|
Bensin Pick Up
|
50
|
6.500
|
325.000
|
4
|
Bensin Sepeda Motor
|
140
|
6.500
|
910.000
|
5
|
Tenaga Sales
|
4 Orang x 14
Hari
|
40.000
|
2.240.000
|
Jumlah
|
3.794.116
|
Pada tabel
5.4 total biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman produk ke toko grosir,
pengecer ataupun ke konsumen akhir adalah sebesar Rp. 3.794.116,-. Biaya yang
paling besar adalah untuk biaya tenaga kerja sales yaitu sebesar Rp.
2.240.000,- karena tanpa adanya tenaga kerja sales produk tidak akan sampai ke
tangan toko grosir, pengecer ataupun konsumen akhir meskipun
fasilitas-fasilitasnya sudah ada karena mesin-mesin masih membutuhkan manusia
untuk menjalankannya.
5.2.6 Fungsi Informasi
Pasar
Salah satu kunci kemajuan suatu perusahaan atau bisnis adalah kemampuan
memanfaatkan informasi pasar. Fungsi Informasi Pasar yang dilakukan UD. Uber
Jaya mencakup tindakan-tindakan seperti berikut :
a.
Pengumpulan Informasi
b.
Komunikasi
c.
Penafsiran
d.
Pengambilan keputusan
Kegiatan pengumpulan Informasi, fakta-fakta dan
gejala-gejala yang timbul disekitar arus barang dimasyarakat secara reguler
(tentang harga-harga, jumlah produk yang sama yang beredar di pasar-pasar
pengumpul di pedesaan, pasar-pasar induk dan pasar-pasar eceran. Selain itu
fungsi informasi pasar yang dilakukan di UD. Uber Jaya adalah mengumpulkan
informasi tentang permintaan prodruknya, mencatat pasar yang paling cepat
menjual produknya ke konsumen akhir sehingga UD. Uber Jaya dapat menambah
kuantitas pengiriman produk ke pasar tersebut.
5.2.7
Fungsi Penanggungan Resiko
Dalam setiap usaha tidak terlepas dari
resiko, begitu pula yang terjadi pada pemasaran Keripik pangsit di
Batang-batang Daya, kecamatan Batang-batang, Sumenep. Ada dua jenis resiko yang
harus di tanggung oleh UD. Uber Jaya yaitu resiko produk dan resiko Human
Error. Salah satu contoh resiko produk adalah resiko rusaknya produk ketangan
konsumen seperti proses pengemasan yang kurang baik sehingga akan menyebabkan
kemasan rusak dan mempengaruhi tingkat kegurihan keripik dan selera masyarakat
yang tidak sesuai dengan produk yang ditawarkan. Sedangkan Human Error adalah
semua kesempatan dimana rangkaian aktivitas mental atau fisik yang direncanakan
oleh manusia tidak berjalan seperti yang diharapkan sebagaimana mestinya,
sehingga gagal untuk mencapai hasil yang diharapkan. Salah satu contoh yang
pernah terjadi di UD. Uber Jaya adalah adanya keterlambatan dalam pengiriman,
tenaga kerja pengemas yang teliti yang menyebabkan proses pengemasan yang
kurang baik.
Kesalahan manusia tersebut dipengaruhi oleh :
a. Pengetahuan
tenaga kerja yang kurang memadai karena pendidikan rata-rata tenaga kerjanya
adalah lulusan SD.
b. Kurangnya
pendidikan dan Pelatihan.
c. Kurangnya
wibawa dalam mengambil keputusan karena tenaga kerja yang ada di UD. Uber Jaya
adalah kerabat dekat pemilik Usaha.
d. Ketidaktahuan,
kelalaian, dan kecerobohan.
e. Kurangnya
kemampuan berkomunikasi.
5.2.8
Fungsi Penjualan
Penjualan merupakan salah satu fungsi
pemasaran yang sangat penting dan menentukan keberhasilan usaha dagang yang
dilakukan oleh perusahaan ataupun Home Industri. Fungsi penjualan yang
dilakukan UD. Uber Jaya adalah menunggu agen – agen / toko – toko grosir
memesan produknya melalui telepon untuk membeli tetapi Home UD. Uber Jaya ini
sudah mempunyai toko – toko grosir yang menjadi pelanggan tetapnya sehingga
tiap 15 hari UD. Uber Jaya melakukan pengiriman ke toko – toko grosir diluar
kota sumenep yang menjadi langganannya. Selain itu UD. Uber Jaya juga menwarkan
dan menitipkan ke toko – toko kecil yang ada di kabupaten sumenep.
Tabel 5.5 Jumlah Rata-rata Penjualan Makanan Ringan di UD. Uber Jaya di
Desa Batang Batang Daya Sumenep Selama 2 minggu.
No
|
Macam-macam
produk
|
Tempat
Penjualan
|
Harga
(Rp)
|
Jumlah
(pacs)
|
Nilai
Penjualan
(Rp)
|
1
|
Keripik
Pangsit
|
Sumenep
|
80.000
|
168
|
13.440.000
|
Pamekasan
|
100.000
|
32
|
3.200.000
|
||
Sampang
|
100.000
|
30
|
3.000.000
|
||
2
|
Keripik
Stik Manis
|
Sumenep
|
80.000
|
56
|
4.800.000
|
Pamekasan
|
100.000
|
24
|
2.400.000
|
||
Sampang
|
100.000
|
20
|
2.000.000
|
||
3
|
Pilus
asin
|
Sumenep
|
80.000
|
56
|
4.480.000
|
Pamekasan
|
100.000
|
24
|
2.400.000
|
||
Sampang
|
100.000
|
20
|
2.0000.000
|
||
Jumlah
|
37.400.000
|
Ket : 1 pacs = 20
Bungkus
Pada tabel
5.5 diketahui bahwa omset UD. Uber Jaya mencapai Rp. 37.400.000 per 2 minggu.
Jika pengusaha menjual produknya keluar kota sumenep maka akan mendapatkan
keuntungan Rp. 20.000 per pacs karena pengusaha mendapatkan keuntungan guna
tempat. Selain itu di kota luar Sumenep tidak ada pesaing yang memproduksi
produk yang sama sehingga UD. Uber Jaya dapat leluasa menetapkan harga
produknya tanpa adanya tenakan dari pihak pesaing.
Penentuan
harga produk diperoleh dari semua biaya pengeluaran dan informasi pasar, jika
harga bahan baku sulit dan harga bahan bakunya naik maka harga Keripik pangsit
tetap tetapi volume Keripiknya akan dikurangi sedikit supaya masyarakat masih
bisa membeli produk tersebut dengan harga terjangkau.n Produk yang paling
disukai masyarakat rata-rata adalah keripik pangsit karena rasanya khas dan
lebih gurih.
Untuk
pembayaran produk-produk pihak pembeli (pedagang pengepul) dengan pihak penjual
(UD. Uber Jaya) yaitu dilakukan secara tidak tunai (kredit), pedagang mengambil
barang terlebih dahulu dan membayar uang muka separuh harga barang yang dibeli
jika barang itu sudah habis maka pembayaran dilakukan baik secara langsung
maupun dengan menggunakan rekening bank, ini dikhususkan kepada pedagang
pengepul yang diluar kota. Jadi kedua pihak melakukan perjanjian sebelum kedua
belah pihak melakukan transaksi jual-beli. Sistem perjanjian sebelum transaksi
ini sangatlah baik dan efisien karena tidak memberatkan kedua belah pihak.
Pendapatan
Pengusaha UD. Uber Jaya setiap 2 minggunya bisa dihitung sebagai berikut :
Tabel
5.6 Pendapatan UD. Uber Jaya di Desa Batang-batang Daya
Kabupaten Sumenep selama 2 minggu
No.
|
Uraian
|
Nilai Biaya
(Rp)
|
1
|
Penerimaan
(TP)
|
37.400.000
|
2
|
Biaya Produksi
a.
Bahan Baku
b.
Pengolahan
c.
Penyusutan Alat
d.
Pengiriman
Total
Biaya Produksi (TC)
|
15.240.000
14.997.000
55.118
3.794.116
34.086.234
|
3
|
Keuntungan (
![]() |
3.314.766
|
Sumber : UD. Uber
Jaya
Pada tabel
5.6 diketahui bahwa pendapatan UD. Uber Jaya sebesar Rp. 3.314.766,-. Nilai
tersebut diperoleh dari perhitungan Penerimaan dikurangi semua biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi ketiga produk makanan ringan UD. Uber Jaya dalam jangka waktu 2
minggu.
5.2.9 Fungsi Pembiayaan
Pembiayaan merupakan pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan atau
lembaga untuk melakukan aktifitas usahanya, mulai dari pengadaan bahan baku,
pengolahan sampai pemasaran suatu produk.
UD. Uber Jaya
melakukan pendaan mulai dari pembelian bahan baku tepung terigu yang dilakukan
selama 2 minggu, pembiayaan pembelian alat-alat produksi, pembiayaan pengolahan
tepung menjadi produk siap konsumsi dan pembiayaan distribusi produk sampai ke
konsumen akhir.
5.2.10 Fungsi
Penyimpanan
Fungsi
Penyimpanan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat berpengaruh
terutama untuk menjamin tersedianya barang pada waktu dan tempat yang
dibutuhkan, serta mengurangi fluktuasi harga yang berlebihan.

Gambar 5.8 Ruang Penyimpanan produk Keripik Pangsit
UD. Uber Jaya melakukan
penyimpanan produknya untuk menjaga produk supaya pada saat ada permintaan
mendadak tidak kehabisan stok. Ruangan penyimpanan yang ada di UD. Uber Jaya
Masih kecil dan sempit karena ruangannya dijadikan satu dengan ruang
pengemasan. Selama 14 hari UD.uber jaya mampu menyimpan 130 pacs
produk atau setara dengan 2.600 bungkus produk makanan ringan. Penyimpanan
tersebut dilakukan sebagai persediaan untuk pengiriman ke daerah luar kota
Sumenep seperti Pamekasan dan Sampang yang dilakukan selama 14 hari sekali.
Dengan melakukan penyimpanan perusahaan mendapatkan tambahan keuntungan sebesar
Rp. 1.000,- perbungkusnya.
5.3 Lembaga dan Saluran Pemasaran Produk UD. Uber Jaya
Lembaga pemasaran adalah pihak yang
menjalankan fungsi-fungsi pemasaran. Lembaga ini dapat terdiri dari perorangan
atau pun kelompok. Di mana masing-masing lembaga pemasaran tersebut dapat
menjalanjan salah satu atau pun beberapa tugas sekaligus.
Dalam upaya pemasaran produknya UD. Uber Jaya bekerja sama dengan
berbagai pihak yang membantu proses penyaluran produknya ketangan konsumen
akhir. Berikut adalah lembaga – lembaga
pemasaran yang mempunyai peranan penting dalam pemasaran produk – produk yang ada
di UD. Uber Jaya.
1. Produsen
Produsen merupakan lembaga yang membuat
dan menyalurkan produknya ke lembaga – lembaga lain. UD. Uber Jaya merupakan
lembaga yang memproduk makanan ringan berkualitas sperti keripik pangsit,
keripik stik manis dan pilus asin dan juga menyalurkan produknya ke lembaga –
lembaga pemasaran lain seperti toko grosir dan pengecer.
2. Toko Grosir
Toko Grosir merupakan pedagang besar yang
membeli barang dalam jumlah besar yang biasanya memperoleh barangnya langsung
dari pabrik atau produksinya yang kemudian menjual lagi barangnya kepada
pedagang lain atau pengecer dan tidak menjual langsung kepada konsumen.
UD. Uber Jaya
melakukan kerjasama dengan berbagai toko – toko grosir yang ada di kabupaten
Sumenep ataupaun diluar kabupaten sumenep. UD. Uber Jaya sudah bermitra ± 10
toko grosir yang ada di Madura. Salah satunya adalah toko grosir Anugrah yang
terletak di Kabupaten sampang, setiap dua minggu sekali toko tersebut mengorder
± 10 pacs produk.
3. Pedagang Pengecer
Pedagang pengecer merupakan salah satu
jenis pedagang perantara yang membeli produk dalam skala kecil dari toko grosir
maupun langsung kepada produsen.
Pedagang pengecer mempunyai peranan penting dalam menyalurkan
produk-produk UD. Uber Jaya kepada konsumen akhir karena pedagang pengecer
mampu menghimpun barang-barang yang diinginkan konsumen dari berbagai sumber
dan tempat, sehingga memungkinkan konsumen untuk membeli beraneka ragam macam
barang dalam jumlah kecil dengan harga yang layak , dan tempat yang terjangkau.
Saluran pemasaran adalah saluran yang digunakan oleh
produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai kekonsumen atau
pemakai industry. Berikut ini adalah gambar saluran pemasaran yang dilakukan UD. Uber Jaya.

Zero Level Channel ( 1.16 % )
One Level Channel ( 23.26 % )
Two Level Channel ( 75.58 % )
Gambar 5.9 Saluran Pemasaran
Produk Makanan Ringan UD. Uber Jaya Di Desa Batang-batang Daya,
Sumenep
1. Saluran Tingkat
Nol (Zero Level Channel)
Saluran ini sering disebut juga saluran
langsung karena dalam proses penyalurannya dilakukan tanpa melalului perantara.
Jadi, penyaluran langsung dilakukan dari produsen ke konsumen. Dalam saluran
ini konsumen bisa memesan lewat telepon jika masih didalam area desa
Batang-batang Daya. Selain itu konsumen juga bisa datang langsung ke lokasi
produksi produk-produk pertanian. Selama dua minggu produk yang dipasarkan UD.
Uber Jaya melalu saluran ini sebanyak 1.16 % atau sebanyak 5 Pacs.
2. Saluran Tingkat
Satu (One Level Channel)
Dalam saluran ini terdapat satu perantara
penjualan. Dimana dalam pasar konsmen perantara sekaligus merupakan pengecer.
Dalam usaha dagang, pengecer seringkali bertindak sebagai agen penjual atau
makelar. Selama dua minggu produk yang dipasarkan UD. Uber Jaya melalu saluran
ini sebanyak 34.88 % atau sebanyak 150 Pacs.
3. Saluran Tingkat
Dua (Two Level Channel)
Dalam saluran
ini terdapat dua perantara penjualan. Dalam pasar konsumen mereka merupakan
grosir atau pedagang besar sekaligus pengecer. UD. Uber Jaya sudah mampu
bermitra ± 10 toko grosir yang tersebar didalam dan diluar kabupaten Sumenep.
Selama dua minggu produk yang dipasarkan UD. Uber Jaya melalu saluran ini
sebanyak 63.96 % atau sebanyak 275 Pacs.
5.4 Kompetitor UD. Uber Jaya
Kompetitor
adalah orang /
perusahaan yang memiliki usaha atau produk sejenis dengan yang kita miliki. Ada beberapa
Home Industri yang berpotensi untuk bersaing dengan UD. Uber Jaya ini, baik
yang menjadi kompetitor secara langsung maupun tidak langsung. Kompetitor Home
Industri ini tidak terlalu banyak, salah satunya adalah Home industri Farida
yang terletak di Jalan By Pass Kertasada. Namun produk – produk UD. Uber Jaya
masih lebih unggul karena cita rasa dan harga yang ditetapkan relatif lebih
murah dibanding dengan harga pesaingnya. Sedangkan untuk kompetitor tidak
langsung adalah banyak Home Industri Makanan Ringan lainnya disekitar desa
Batang-batang Daya.
5.5 Kendala Yang Dihadapi Oleh UD. Uber Jaya Di Desa
Batang-batang Daya, Sumenep
a.
Alat-alat produksi yang digunakan masih sederhana dan
kebanyakan dilakukan manual sehingga sulit untuk menambah produktifitas
perharinya.
b.
Tidak menyediakan gudang penyimpanan, produk yang belum
dikirim disimpan diruang produksi.
c.
Sering terjadi kenaikan harga bahan baku tambahan seperti
kenaikan harga bawang putih dan bawang merah.
d.
Tidak pernah mengadakan promosi sehingga masih banyak masyarakat
yang belum mengenal produknya.
Cara Mengatasinya
:
a. Melakukan Kredit
alat-alat produksi lebih modern ataupun mengajukan proposal bantuan alat-alat
ke Dinas Perdagangan.
b.
Membangun Gudang baru untuk menyimpan produk agar ruang
produksi tidak penuh dengan produk yang siap jual.
c.
Mengadakan kerjasama dengan petani-petani disekitar
daerah batang-batang Daya agar bisa mendapatkan harga yang lebih murah
dibanding dengan membeli bahan baku tambahan dipasar yang letaknya jauh dari
Desa.
d.
UD. Uber Jaya harus lebih gencar mengadakan promosi agar
masyarakat bisa mengenal produk-produknya. Seperti dengan membuat blog tentang
produk, harga produk dan informasi terbaru tentang UD. Uber Jaya.
VI. SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
1.
Usaha dagang yang dilakukan UD. Uber Jaya merupkan usaha
yang mampu bersaing dengan baik dan juga mampu memberikan keuntungan finansial
yang cukup besar. Hal tersebut dipengaruhi oleh fungsi-fungsi pemasaran yang
diterapkan dengan baik oleh pemilik usahanya. Fungsi-fungsi pemasaran yang
dilakukan dalam usaha dagang tersebut antara lain fungsi penjualan, pembelian,
pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, standarisasi/grading, pengemasan,
pembiayaan, penanggungan resiko, dan informasi pasar.
2.
Lembaga pemasarannya pun ada dua yaitu toko grosir dan
pengecer yang mana produsen langsung menyalurkannya ke toko-toko grosir, dan
pengecer yang kemudian disalurkan lagi ke konsumen akhir. Proses penyalurannya
mengunakan 4 tenaga kerja yang menggunakan mobil pick up dan sepeda motor.
Saluran Pemasaran yang ada di UD. Uber Jaya tersebut
adalah saluran tingkat nol yaitu dari produsen langsung ke konsumen, saluran
tingkat satu yaitu dari Produsen-Pengecer-Konsumen Akhir, dan Saluran tingkat
dua yaitu dari Produsen-Grosir-Pengecer-Konsumen Akhir. Saluran pemasaran yang
paling efisien adalah saluran tingkat nol karena dengan saluran tersebut dapat
meminimalkan biaya pemasaran.
3.
Kendala-kendala yang dihadapi UD. Uber Jaya yaitu
alat-alat produksi yang masih sederhana, gudang yang masih sempit, kenaikan
harga bahan baku skunder, kurangnya promosi. Cara mengatasinya adalah melakukan
kredit alat-alat produksi modern, membangun gudang baru, melakukan pembelian
bahan baku skunder langsung dari tangan petan, dan melakukan promosi minimal
lewat jejaring sosial.
6.2 Saran
Saran-saran yang dapat diambil dalam pelaksanaaan Kuliah
Kerja Profesi ini adalah :
1.
Diharapkan pemilik UD. Uber Jaya dapat meningkatkan lagi
kegiatan produksinya dan menerapkan fungsi-fungsi pemasaran lebih baik lagi
supaya bisa meminimalkan biaya produksi dan usahanya bisa berkembang lebih
pesat lagi dan bisa jadi penghasilan keluarganya.
2.
Dalam melakukan Kuliah Kerja Profesi ini tidak dapat
dipungkiri bahwa masih banyak kendala-kendala didalam mendapatkan informasi
atau data-data karena untuk sejenis Usaha Dagang tersebut memang tidak didata
secara rinci dan detail, maka daripada itu untuk memperoleh data dalam Kuliah
Kerja Profesi ini kami Mahasiswa menyiasatinya dengan melkukan wawancara
langsung dengan pemilik usaha dan para karyawannya.
Untuk itu, kuliah kerja profesi
selanjutnya yang mengambil tema pemasaran yang lebih di fokuskan pada
fungsi-fungsi pemasaran ini sangat penting karena dengan pemasaran yang tepat
maka produk akan sukse di pasaran. Dan untuk pihak UD. Uber Jaya data-data yang
ada seharusnya dicatat secara detail suapaya bisa dijadikan acuan untuk
produksi berikutnya sehingga akan mampu meminimalkan biaya-biaya produksinya
lagi sehingga akan dapat memberikan keuntungan finansial yang lebih tinggi
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymus,2011. Usaha Bisnis Makanan
Ringan “ Keripik Pangsit “.Dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27737/4/Chapter%20I.pdfdiunduh pada Kamis,
7 November 2013 jam 20.13.
Hadisaputro, 1997. Metode Riset Sosial. Mandar Maju. Bandung.
Kasmir.2006.Kewirausahaan Edisi 1. Penerbit:PT RajaGrafindo Persada. Jakarta
Kasmir dan
Jafar, 2004.Studi kelayakan
Bisnis.Edisi ke dua. Persada Media. Jakarta
Kotler, Philip and Gary Armstrong, 1996. Principle of Marketing.
Seventh Edition. Prectice hall inc. Englewood cliffs. New Jersey.
Kotler, Philip, 1997. Manajemen Pemasaran. Prenhalindo. Jakarta.
Limbong, W.H dan Sitorus, P. 1985. Handout Bahan Kuliah Pengantar
TataniagaPertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Radiosunu, 1986. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis. BPFE.
Yogyakarta.
Stanton, William, J & Swasta B, 1998. Manajemen Pemasaran Modern, Cetakan keenam. Liberty. Yogyakarta.
Swastha, Basu. 1999. Azas – azas Marketing. Penerbit Liberty.
Yogyakarta.
Swastha, Basu. 2002. Manajemen
Pemasaran. Edisi ke-2. Penerbit Liberty. Jakarta
Lampiran 1.

Gambar 1. Bahan Baku Utama Tepung
Terigu

Gambar 2. Bahan Baku Tambahan
Lampiran 2

Gambar 3. Pembentukan Adonan Keripik
Pangsit

Gambar 4. Proses Penggorengan Adonan
Keripik Pangsit
Lampiran 3.

Gambar 5. Keripik Pangsit Setelah Digoreng

Gambar 6. Penyablonan Kemasan
Keripik Pangsit
Lampiran 4.


Gambar 7. Proses Pengemasan Keripik
Pangsit

Gambar 8. Produk Keripik Pangsit Setelah
Selesai Dikemas